Nonton bareng film Turang (1957). Turang disutradarai oleh Bachtiar Siagian yang telah lama hilang. Film ini adalah salah satu dari beberapa film Indonesia pascakemerdekaan yang menggambarkan perjuangan kemerdekaan melawan kolonialis Belanda.
Tidak seperti film-film lain yang sebagian besar berpusat pada ranah militer, film ini menyoroti peran penting masyarakat biasa dalam perjuangan pembebasan. Berlatar di komunitas adat Karo, film ini menggambarkan, dalam gaya neorealis, tanah, tradisi, dan tekad rakyat yang tak tergoyahkan untuk kebebasan.
Sinopsis:
Rusli, seorang pemimpin milisi rakyat, sedang menjalankan misi bersama seorang pria Karo ketika pasukan Belanda menghadang mereka. Dalam keadaan terluka parah dan tidak dapat melanjutkan perjalanan, rekan-rekan Rusli menyembunyikannya di desa Seberaya, yang terletak di wilayah Belanda. Tipi dan ayahnya, kepala desa, dipercayakan untuk menjaga keselamatan dan pemulihannya. Dari situasi yang penuh risiko itu, film ini menunjukkan kehidupan sehari-hari penduduk desa, solidaritas mereka yang tulus dengan para pejuang kemerdekaan, romansa yang berkembang antara Tipi dan Rusli, dan kesulitan yang ditimbulkan oleh serangan tentara Belanda.
Turang adalah arsip penting kaum kiri mengenai dekolonisasi. Sejarah telah menyaksikan bagaimana elit nasionalis dunia ketiga dan rezim militer telah membajak kemerdekaan nasional, dan Turang menyampaikan seruan untuk mengakui dan mengembalikan kedaulatan nasional kepada pemiliknya yang sah: rakyat. (Bunga Siagian)
Tahun ini pemutaran serentak film Turang diinisiasi Sinema of New Emerging Forces untuk memperingati solidaritas internasionalisme Asia-Afrika.